Organisasi Jantung Karir
















Menapaki Karir Mahasiswa sebagai "Organisator"

           Orang bilang, mahasiswa adalah dewa dari para siswa. Jika dipikir-pikir lagi, memang benar. Tingkat mahasiswa ada di level tertinggi setelah menjadi siswa. Melihat pandangan orang yang menganggap seperti itu, maka secara tersirat tuntutan menjadi seorang mahasiswa yaitu harus menjadi figur teladan bagi adik-adiknya. Berkaitan dengan hal tersebut tak jarang saya berpikir bagaimana cara saya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tak hanya manusia saja tetapi lingkungan. Terasa berat memang jika membayangkan mahasiswa yang merupakan dewa siswa ini harus sebisa mungkin memberikan contoh benar bagi lingkungan. 
            Entah mengapa pikiran itu muncul semenjak saya menginjakkan kaki di universitas yang saat ini menjadi tempat belajar bagi saya, ya dengan status menjadi mahasiswa di awal masa-masa pasca sekolah. Saya berusaha menjadi mahasiswa yang dapat memberikan manfaat bagi sekitar dan bangsa ini, bangsa Indonesia. Semenjak saat itu saya berjanji pada diri saya untuk bisa menjadi mahasiswa produktif yang berguna bagi lingkungan. Cukup tinggi memang mimpiku yang seperti itu di awal menjadi seorang mahasiswa, ya bagaimana lagi? Saya harus menginstal ulang pemikiran kekanak-kanakan ku menuju tingkat yang lebih dewasa. Semester awal perkuliahan memang terasa sekali berjuang di kota orang untuk menuntut ilmu. Lambat laun merasa bosan dengan kehidupan kuliah yang dipenuhi tugas-tugas. Tak menyurutkan semangat saya, saya ingat dengan apa yang saya janjikan di awal perkuliahan, ya saya ingin menjadi mahasiswa produktif yang memberikan manfaat bagi lingkungan. 
         Saya mencoba bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Elektro, tak disangka saya lolos. Beberapa bulan saya sisihkan waktu saya di organisasi itu. Terasa berat memang, mental saya sangat diuji dengan berbagai problema di kehidupan berorganisasi. Banyak tangisan yang saya alami, tak terkecuali dengan teman seperjuangan, mulai dari penindasan oleh senior, pengucilan, hingga jadwal kuliah dan organisasi yang tak bisa seimbang. Ditambah dengan saya yang seorang wanita tentu sering dianggap sebelah mata, seakan-akan lemah. Namun berjalannya waktu, saya terbiasa dengan itu semua. Saya merasa lebih percaya diri untuk berbicara di muka umum, tak malu mengemukakan pendapat, hingga saya pandai membagi waktu dengan segala kesibukan saya yang lain. Tampaknya seperti seorang profesional. Dua tahun saya habiskan waktu bersama organisasi itu, saya benar-benar merasakan perubahan yang signifikan dalam hidup. Tak hanya HMJ, saya pun turut andil bergabung dengan beberapa organisasi lainnya seperti organisasi daerah. Saya merasakan berbagai kemudahan setelah merajut pengalaman berorganisasi. Kemudahan yang saya rasakan yaitu menjadi prioritas kualifikasi dalam setiap lowongan kerja. Saya mengetahuinya karena saya pun bekerja di sela-sela kuliah dan berorganisasi. Terima kasih pengalamanku, menapaki karir bersamamu saya menjadi lebih tangguh! 

-Jangan pernah takut jatuh untuk menjadi lebih tinggi. 

Comments